Oky Pratama Yudha,
7 Desember 2012.
Adab-adab
tidur sesuai ajaran Rasulullah SAW memang sudah sepantasnya kita terapkan.
Bila kita mengikuti adabnya, maka Insya Allah tidur kita
dinilai ibadah. Apabila tidur kita dinilai ibadah, coba
bayangkan berapa banyak pahala yang kita dapatkan seumur hidup dari tidur kita?
Katakan kita tidur 8 jam sehari, maka 1/3 dari hari kita gunakan hanya untuk tidur!
Kalau ditelusuri terus sampai akhir hidup, maka kita menggunakan 1/3 hidup
kita hanya untuk tidur! Maka dari itu kegiatan rutin ini merupakan
hal yang sangat penting untuk menerapkan adab sesuai ajaran Rasulullah.
Berikut di bawah hadist panduannya :
1.
Tidak tidur terlalu malam
Setelah sholat isya kecuali dalam keadaan darurat seperti
untuk mengulang (muroja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga,
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu “Bahwasanya
Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat
Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” [Hadist
Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]
2. Dianjurkan Berintrospeksi Diri Sebelum Tidur
Berintrospeksi diri (muhasabah) sesaat sebelum tidur. Sangat
dianjurkan sekali bagi setiap muslim bermuha-sabah (berintrospeksi diri) sesaat
sebelum tidur, menge-valuasi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang
hari. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik maka hendaknya memuji kepada
Allah Subhannahu wa Ta'ala dan jika sebaliknya maka hendaknya segera memohon
ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.
3. Berwudhu Sebelum Tidur
Kita sebaiknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu,
sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka
hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.”
(HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710).
4. Mengibaskan Tempat Tidur Sebelum Tidur
Sebelum tidur, hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan
tempat tidur dari kotoran). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW : “Jika
salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain
dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan
‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR.
Al Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, At-Tirmidzi No. 3401 dan Abu Dawud No.
5050).
5.
Membaca
ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain:
a)
Membaca ayat kursi. b) Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh. c)
Mengatupkan dua telapak tangan lalu ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas,
Al-Falaq dan An-Naas kemudian dengan dua telapak tangan mengusap dua bagian
tubuh yang dapat dijangkau dengannya dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh
bagian depan, hal ini diulangi sebanyak 3 kali (HR. Al-Bukhari dalam Fathul
Bari XI/277 No. 4439, 5016 (cet. Daar Abi Hayan) Muslim No. 2192, Abu Dawud No.
3902, At-Tirmidzi)
6.
Hendaknya
mengakhiri berbagai doa tidur dengan doa berikut: “Bismikarabbii wa dho’tu
jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa
bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin.” “Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku
meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila
Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau
melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu
yang shalih.” (HR. Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu Dawud No. 5050 dan
At-Tirmidzi No. 3401)
7.
Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi
ke sisi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan doa “laa ilaha
illallahu waahidulqahhaaru rabbussamaawaati wal ardhi wa maa baynahumaa
‘aziizulghaffaru.” “Tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Alloh yang
Maha Esa, Maha Perkasa, Rabb yang menguasai langit dan bumi serta apa yang ada
diantara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.” (HR. Al-Hakim I/540
disepakati dan dishohihkan oleh Imam adz-Dzahabi)
8.
Posisi
Tidur yang Baik adalah Miring ke Sebelah Kanan
Untuk posisi tidur, sebaiknya posisi tidur di atas sisi
sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan). Tidak menjadi masalah jika pada
saat tidur nanti posisi kita berubah ke atas sisi kiri. Hal ini berdasarkan
sabda Rosululloh: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari
no. 247 dan Muslim no. 2710). “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila
tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no.
5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350).
9. Membaca Do’a Sebelum Tidur
“Bismikaallahumma ahya wa bismika wa amuut”. Yang artinya :
Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.
10. Apabila Gelisah
Apabila merasa gelisah, risau, merasa takut ketika tidur
malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya untuk berdoa sebagai
berikut: “A’udzu bikalimaatillahi attammati min ghadhabihi wa ‘iqaabihi wa
syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisysyayaathiin wa ayyahdhuruun.” Yang artinya
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya,
siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaitan dan dari
kedatangan mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud No. 3893, At-Tirmidzi No. 3528 dan
lainnya).
11. Tidak Boleh Telanjang
Pada saat tidur tidak boleh telanjang berdasarkan hadits
berikut : “Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa
memakai busana apa-apa”. (HR. Muslim).
12. Sesama Jenis Kelamin, Dilarang Tidur Satu Selimut
Laki2 dengan laki2 atau wanita dengan wanita tidak boleh
tidur dalam satu selimut seperti hadits berikut : “Tidak diperbolehkan bagi
laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut”. (HR. Muslim).
13. Makruh tidur tengkurap
Abu Dzar Radhiallaahu anhu menuturkan : Nabi Shallallaahu
alaihi wa Salam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring
tengkurap. Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda : Wahai
Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap)
adalah cara berbaringnya penghuni neraka. (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahih
oleh Al-Albani).
14. Makruh tidur di atas dak terbuka
Karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali bin Syaiban
disebutkan bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda :
Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka
hilanglah jaminan darinya. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan
dinilai shahih oleh Al-Albani).
15. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum
tidur
Dari Jabir Radhiallaahu anhu diriwayatkan bahwa
sesung-guhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda :
Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu,
tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman. (Muttafaq
`alaih)
16. Jika sudah bangun tidur
hendaknya
membaca do’a sebelum berdiri dari tempat pembaringan, yaitu:
“Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa ilayhinnusyuur.” “Segala
puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan
kepada-Nya kami dibangkitkan.” (HR. Al-Bukhari No. 6312 dan Muslim No. 2711)
17. Disunnahkan mengusap Wajah dengan Tangan setelah Bangun
Berdasarkan hadits berikut : “Maka bangunlah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah
dengan tangannya.” [HR. Muslim No. 763 (182)].
18. Jika Bermimpi Buruk
Jika bermimpi buruk, jangan sekali-kali menceritakannya pada
siapapun, kemudian meludah ke kiri tiga kali (diriwayatkan Muslim IV/1772), dan
memohon perlindungan kepada Alloh dari godaan syaitan yang terkutuk dan dari
keburukan mimpi yang dilihat. (Itu dilakukan sebanyak tiga kali) (diriwayatkan
Muslim IV/1772-1773). Hendaknya berpindah posisi tidurnya dari sisi sebelumnya.
(diriwayatkan Muslim IV/1773). Atau bangun dan shalat bila mau. (diriwayatkan
Muslim IV/1773).
19. Bersiwak Setelah Bangun
Berdasarkan hadits berikut : “Apabila Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al
Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255).
20. Ber-istinsyaq dan ber-istintsaar
Ber-istinsyaq dan ber-istintsaar (menghirup kemudian
mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung). “Apabila salah seorang di
antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya
syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No.
238).
21. Mencuci Kedua Tangan Tiga Kali
Mencuci kedua tangan tiga kali, berdasarkan sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam: “Apabila salah seorang di antara kamu bangun
tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya
tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No. 162 dan Muslim No.278).
Seperti
yang telah dijelaskan diatas bahwa posisi tidur yang paling
baik adalah bertumpu pada sisi kanan tubuh (menghadap ke kanan), dan
ternyata hal ini sesuai dengan riset ilmiah yang telah dilakukan oleh beberapa
orang. Berdasarkan riset ilmiah, posisi tidur seperti ini lebih menyehatkan
daripada tiga posisi yang lain, yaitu tidur telentang , tengkurap,
dan tidur dengan bertumpu pada sisi kiri tubuh.
Posisi
Telentang : Tidur berbaring
dengan posisi telentang kurang sehat, sebab menekan atau menyesakkan tulang
punggung, bahkan kadangkala bisa menyebabkan kita ingin ke toilet/WC.
Tidur
Tengkurap : Tidur tengkurap atau
menelungkup tidak baik untuk pernapasan. Tidak dibenarkan telungkup dengan
posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang.
“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai
Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)
Posisi
Kiri : Tidur dengan
bertumpu pada sisi kiri badan (menghadap ke kiri) dapat menghimpit posisi
jantung sehingga sirkulasi darah terganggu dan pasokan darah ke otak berkurang.
Dengan berkurangnya pasokan darah ke otak, tidur pada posisi kiri dapat pula
mengakibatkan kita sering mengalami mimpi-mimpi tidak baik (nightmares), serta
berjalan dalam keadaan tidur (somnabulisme).
Berikut Manfaat Tidur Menghadap Ke Sebelah Kanan menurut
Penjelasan Medis
1.
Mengistirahatkan
otak sebelah kiri
Secara anatomis, otak
manusia terbagi menjadi dua bagian kanan dan kiri. Bagian kanan adalah otak
yang mempersarafi organ tubuh sebelah kiri dan sebaliknya. Umumnya kita
menggunakan organ tubuh bagian kanan sebagai anggota tubuh yang dominan dalam
beraktifitas seperti makan, memegang dan lainnya. Dengan tidur pada posisi
sebelah kanan, maka otak bagian kiri yang mempersarafi segala aktiftas organ
tubuh bagian kanan akan terhindar dari bahaya yang timbul akibat sirkulasi yang
melambat saat tidur/diam. Bahaya tersebut meliputi pengendapan bekuan darah,
lemak , asam sisa oksidasi, dan peningkatan kecepatan atherosclerosis atau
penyempitan pembuluh darah. Sehingga jika seseorang beresiko terkena stroke,
maka yang beresiko adalah otak bagian kanan, dengan akibat kelumpuhan pada
sebelah kiri (bagian yang tidak dominan).
2.
Mengurangi
beban jantung.
Posisi tidur kesebelah
kanan yang rata memungkinkan cairan tubuh (darah) terdistribusi merata dan
terkonsentrasi di sebelah kanan ( bawah ). Hal ini akan menyebabkan beban
aliran darah yang masuk dan keluar jantung lebih rendah. Dampak posisi ini
adalah denyut jantung menjadi lebih lambat, tekanan darah juga akan menurun.
Kondisi ini akan membantu kualitas tidur.
Tidur miring ke kanan
membuat jantung tidak tertimpa organ lainnya. Hal ini disebabkan karena posisi
jantung yang lebih condong berada di sebelah kiri. Tidur bertumpu pada sisi
kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan, karena darah yang masuk ke
atrium juga banyak yang disebabkan karena paru-paru kanan berada di atas.
Sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak dari
paru-paru kiri.
3.
Mengistirahatkan
lambung.
Lambung manusia
berbentuk seperti tabung berbentuk koma dengan ujung katup keluaran menuju usus
menghadap kearah kanan bawah. Jika seorang tidur kesebelah kiri maka proses
pengeluaran chime ( makanan yang telah dicerna oleh lambung dan bercampur asam
lambung ) akan sedikit terganggu, hal ini akan memperlambat proses pengosongan
lambung. Hambatan ini pada akhirnya akan meningkatkan akumulasi asam yang akan
menyebabkan erosi dinding lambung. Posisi ini juga akan menyebabkan cairan usus
yang bersifat basa bias masuk balik menuju lambung dengan akibat erosi dinding
lambung dekat pylorus.
4.
Meningkatkan
pengosongan kandung empedu, pankreas.
Adanya aliran chime
yang lancar akan menyebabkan keluaran cairan empedu juga meningkat, hal ini
akan mencegah pembentukan batu kandung empedu. Keluaran getah pancreas juga
akan meningkat dengan posisi mirin ke kanan.
5.
Meningkatkan
waktu penyerapan zat gizi.
Saat tidur pergerakan
usus menigkat. Dengan posisi sebelah kanan, maka perjalanan makann yang telah
tercerna dan siap di serap akan menjadi lebih lama, hal ini disebabkan posisi
usus halus hingga usus besar ada dibawah. Waktu yang lamam selamat tidur
memungkinkan penyerapan bias optimal.
6.
Merangsang
buang air besar (BAB)
Dengan mtidur miring
ke sebelah kanan , proses pengisian usus besar sigmoid ( sebelum anus ) akan
lebih cepat penuh, jika sudah penuh akan merangsang gerak usus besar diikuti
relaksasi dari otot anus sehingga mudah buang air Besar.
7.
Mengisitirahatkan
kaki kiri
Pada orang dengan
pergerakan kanan, secara ergonomis guna menyeimbangkan posisi saat beraktifitas
cenderung menggunakan kaki kiri sebagai pusat pembebanan. Sehingga kaki kiri
biasanya cenderung lebih merasa pegal dari kanan, apalgi kaki posisi paling
bawah dimana aliran darah balik cenderung lebih lambat. Jika tidur miring kanan
, maka pengosongan vena kaki kiri akan lebih cepat sehingga rasa pegal lebih
cepat hilang.
8.
Menjaga
kesehatan paru-paru
Paru-paru kiri lebih
kecil dibandingkan dengan paru-paru kanan. Jika tidur miring ke sebelah kanan,
jantung akan condong ke sebelah kanan. Hal ini tidak menjadi masalah karena
paru-paru kanan lebih besar. Lain halnya jika bertumpu pada sebelah kiri,
jantung akan menekan paru-paru kiri yang berukuran kecil, tentu ini sangat
tidak baik.
9.
Menjaga
saluran pernafasan
Tidur miring mencegah
jatuhnya lidah ke pangkal yang dapat mengganggu saluran pernafasan. Tidur
dengan posisi telentang, mengakibatkan saluran pernafasan terhalang oleh lidah.
Yang juga mengakibatkan seseorang mendengkur. Orang yang mendengkur saat tidur
menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Bahkan terkadang dapat mengakibatkan
terhentinya nafas untuk beberapa detik yang akan membangunkannya dari tidur.
Orang tersebut biasanya akan bangun dengan keadaan pusing karena kurangnya
oksigen yang masuk ke otak. Tentunya ini sangat mengganggu kualitas tidur.
Sungguh sangat sombong
manusia apabila manusia tidak mentaati tuhannya yang maha hidup lagi terus
menerus dan tidak tertimpa rasa kantuk dan juga tidur. sedangkan manusia
hanyalah mahluk lemah yang apabila satu kegiatan ditinggalkan (seperti tidur
yang kelihatannya sepele) ternyata dapat mengakibatkan dampak buruk bagi manusia
itu sendiri sampai berujung kepada kematian… maka benarlah allah dan sangat
tepatlah bahwa hanya Allah lah satu-satu dzat yang maha hidup dan qoyyum yang
tidak pernah terkena rasa kantuk dan tidak pernah tidur.
0 komentar:
Posting Komentar